hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Senin, 31 Januari 2011

Sisi Ilmiah dari Bawang Merah

 Quantcast
Selain sebagai bumbu dapur, kegunaan bawang merah sebagai herbal cukup populer di masyarakat, seperti obat batuk, pencernaan, sakit gula, merangsang keluarnya urina dan sebagainya.
Bagaimana cerita tentang sisi ilmiahnya?
Aspek Farmakognosi
Berdasar warna umbi, bawang merah (Allium cepa) dibagi menjadi Kelompok yang umbinya merah tua (seperti kultivar Medan, Sri Sakate, Maja dan Gurgur), umbi kuning muda pucat (kultivar Sumenep), dan umbi kuning kemerahan (kultivar Lampung, Bima, Ampenan)
Aspek Kegunaan Tradisional (Aspek empirik, belum terbukti ilmiah)
Seperti disebut di atas bawang merah secara umum digunakan untuk memacu keluarnya dahak (obat batuk, bersama jahe), obat sakit gula, memacu enzim pencernaan, merangsang keluarnya haid, merangsang keluarnya air seni dan penurun panas. Digunakan dalam gangguan pencernaan, demam, dan menguatkan tulang keropos.
Untuk obat luar sering dipakai sebagai sarana kerokan, utamanya bagi balita, mengeluarkan duri halus dari kulit (ketlusuben Jw.), menurunkan demam (sebagai tapel di kening).
Aspek kimia
Umbi bawang merah dilaporkan mengandung minyak menguap dengan bau yang khas bawang merah, juga mengandung aliin (campuran dari dialil-sulfida, propantiol-S-oksida, S-Alil-L-sistein-sulfoksida), prostaglandin A1, difenil-amina, dihidro-aliin, kaempherol dan floroglusinol.
Selain itu juga mengandung senyawa turunan asam amino ber-sulfur (belerang) yaitu siklo-aliin 2%, propil-aliin dan prophenyl-aliin. Bila sel-sel umbi pecah, dan bersinggungan dengan udara, senyawa-senyawa tersebut akan berubah bentuk menjadi ester (ester asam tiosulfinat), sulfinil disulfida (sepaena), polisulfida, dan tiofena. Selain daripada itu ada propantial-S-oksida (senyawa penyebab keluarnya air mata). Juga ditemukan adenosin dan prostaglandin.
Aliin (S-Allyl-L-sistein sulfoxida), selain terkandung dalam Bawang Merah juga terkandung dalam Bawang putih (Allium sativum L.). Senyawa ini memiliki efek sebagai antibakteri dan segera akan terurai oleh pengaruh enzim aliinase, menjadi alisin.
Alisin (yang juga terkandung dalam bawang putih) memiliki efek sebagai antibakteri. Efek aliin sebagai antibakteri kira-kira serupa dengan alisin.
Baunya khas bawang putih, bersifat mengiritasi kulit, namun bila direbus atau disuling akan rusak.

Aspek Kandungan Gizi
Dari 100 gram umbi Allium cepa L. dilaporkan mengandung :
Air 80-85 %
Kalori 30 kal.
Protein 1,5 %
Lemak 0,3 %
Karbohidrat 9,2 %
beta-Carotene 50,00 IU
Tiamin (Vit. B1) 30,00 mg
Riboflavin (Vit. B2) 0,04 mg
Niasin 20,00 mg
As. askorbat(Vit.C) 9,00 mg
Kalium 334,00 mg
Zat besi 0,80 gram
Fosfor 40,00 mg
Fruktosa 10-40 %
Gula mereduksi 10-15 %
Sakarosa 5 – 8 %.
 
Farmakologi
Dari penelitian yang dilaporkan diketahui bahwa bawang merah mempunyai efek hipoglikemik (menurunkan jumlah gula di dalam darah), dan anti aterosklerotik, bawang merah juga menurunkan lemak darah (hipolipidemik), menghambat aggregasi trombosit, meningkatkan aktivitas fibrinolitik serta memobilisir kolesterol dari tempat penyimpanannya di tubuh. Efek hipoglikemik dan hipolipidemik bawang merah telah dibuktikan pada pasien diabetes dalam kombinasi obat anti diabetik oral (obat modern) bersama bawang merah 3 X 20 gram setiap hari selama 7 hari dibanding tanpa kombinasi bawang merah selama 7 hari. Penurunan kadar gula darah penderita yang mendapat bawang merah sebesar 10,72 mg%. Komponen yang diduga mempunyai efek hipoglikemik ialah senyawa amino (difenil-amina) dan senyawa yang berupa sulfida (alilpropildisulfida).
Umbi bawang merah memiliki efek ekbolik (memacu kelahiran janin) pada tikus putih dan mencit dan pada dosis besar cenderung bersifat sebagai abortivum pada binatang percobaan tersebut.
Ekstrak bawang merah dan keluarganya seperti bawang Bombay berefek menurunkan fibrin darah, menurunkan kolesterol dan lemak darah trigliserida. Disamping itu berefek pula sebagai anti asma. Efek ini disebabkan dari senyawa ester asam tiosulfinat yang menghambat proses timbulnya asma (menekan pengaruh alergen); sedang pada penurunan trombus disebabkan karena aksi penghambatan terjadinya penggumpalan trombosit spontan.
Pada penggunaan oral (diminum), perasan bawang merah dilaporkan dapat menurunkan kadar gula darah binatang percobaan maupun relawan.
Pada pengenceran Alisin 1:100.000 masih diketahui mempunyai aktivitas sebagai penghambat pertumbuhan mikroba Gram positif dan Gram negatif (yaitu 1 mg Alisin setara dengan 10 mikrogram Penisilin).

Efek samping : belum pernah dilaporkan

Budidaya
Bawang merah termasuk jenis yang tidak menyukai air, tidak suka tempat-tempat becek, tetapi pada pertumbuhannya, walaupun juga tidak suka kekeringan. Terutama pada masa pembentukan umbi dan iklim sedang kering, suka suhu hangat. Cocok ditanam di musim kemarau dengan sistem pengairan yang memadai.
Bibit yang lazim dipakai adalah dari umbi. Dipilih umbi dari tanaman sehat, subur dan cukup tua (umur 2,5-3 bulan). Umbi tidak boleh langsung ditanam, perlu disimpan (diperam minimal 2 bulan dengan kondisi baik). Untuk menandai bahwa umbi bibit sudah siap tanam, maka di ujung-ujungnya mulai terlihat warna hijau dari bakal pertumbuhan tunas. Sebelum ditanam, hilangkan dulu bagian kulit terluar dari umbi bibit, juga sisa-sisa akarnya yang masih ada, kemudian kira-kira 1/4 bagian ujung dari umbi disayat (tetapi bila tunasnya sudah menyembul keluar, tidak perlu penyayatan umbi). Lalu ditunggu beberapa saat hingga bekas sayatan mengering, baru ditanam. Bibit ditanam di tanah gembur yang sudah disiapkan (dalam bentuk bedeng-bedeng berparit) dalam jarak ¼ m.
Yang perlu dilakukan secara periodik selama pemeliharaan tanaman adalah :
• Pengapuran tanah : Ini untuk menjaga keasaman tanah (pH tanah dijaga sekitar 6,0-7,0).
• Penyiangan dan penggemburan tanah
• Pemupukan : paling baik digunakan kombinasi pupuk organik dan pupuk kandang, kompos.
• Pemberantasan gulma, hama dan penyakit
• Pemberian perangsang tumbuh (misalnya Atonik, Metalik atau Gandasil, Vitabloom dan sejenisnya).

Kepustakaan
1. Anonim, 1985, Materia Medika Indonesia, Jilid IV., Departemen Kesehatan RI., Jakarta., p. 15-19
2. Atal CK., & BM. Kapur, 1982, Cultivation and Utilization of Medicinal Plants., Regiolan Research Laboratory., Council of Scientific & Industrial Research., Jammu-Tawi., India., p. 561
3. Backer, G.A. and Bakhuizen, R.C.B., 1968, Flora of Java, Vol 2, P. Noordhoff, Groningen.
4. Karawya, M.S; Wahab, S.M; 1984, “Diphenylamine, an antihyperglycemic agent from onion an tea”., J. Na. Prod., p. 775
5. Paris, R.R; Moyse M.H; 1981 Matiere Medicale Tome II, Masson, Paris, p. 61-63
6. Pikir, B.S; 1981, “Pengaruh brambang terhadap kadar gula dan lemak darah pada penderita diabetes melitus”., Laporan Penelitian, Universitas Airlangga, Surabaya.
7. Salveron, M.J; Cantoria M.C; 1989, “Studies on the Extracts of two Philippine – Grown Cultivars of Allium cepa”., Planta Med., 55., p. 662
8. Singgih Wibowo, 1994, Budidaya Bawang : Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay., Panebar Swadaya., Jakarta., p. 85-135

Tidak ada komentar:

Posting Komentar